Selasa, 27 November 2012

TUGAS 3 GAYA HIDUP

GAYA HIDUP

Istilah gaya hidup pada asalnya dicipta oleh ahli psikologi Austria, Alfred Adler, pada 1929. Pengertiannya yang lebih luas, sebagaimana difahami pada hari ini, mula digunakan sejak 1961.
Dalam bidang sosiologi, gaya hidup ialah cara bagaimana seseorang hidup. Gaya hidup ialah kumpulan ciri tingkah laku yang bererti kepada kedua-dua orang-orang lain dan diri sendiri dalam sesuatu masa dan tempat, termasuk hubungan sosial, penggunaan, hiburan, dan pakaian. Tingkah laku dan amalan dalam gaya hidup merupakan campuran tabiat, cara lazim membuat sesuatu, serta tindakan berdasarkan logik. Gaya hidup biasanya membayangkan sikap, nilai, dan pandangan dunia seseorang. Justera, gaya hidup ialah cara untuk memupuk konsep kendiri serta mencipta simbol kebudayaan yang menggemakan identiti peribadi. Namun bukan semua aspek gaya hidup bersifat sukarela pada sepenuhnya. Sistem-sistem sosial dan teknikal di sekeliling boleh menyekat pilihan gaya hidup serta simbol yang dapat digunakan untuk menonjolkan gaya hidup kepada orang-orang lain dan diri sendiri.
Sempadan antara identiti peribadi dengan perbuatan sehari-hari yang menandakan sesuatu gaya hidup semakin kabur dalam masyarakat moden. Misalnya, "gaya hidup hijau" bermakna memegang kepercayaan dan melakukan kegiatan-kegiatan yang menggunakan kurang sumber serta menghasilkan kurang sisa yang berbahaya (iaitu jejak karbon yang lebih kecil) dan mencapai penghargaan diri menerusi pemegangan kepercayaan dan pembuatan kegiatan-kegiatan tersebut. Sesetengah pengulas mendebat bahawa dalam kemodenan, asas pembinaan gaya hidup ialah tingkah laku penggunaan yang menawarkan kemungkinan untuk mencipta dan membezakan diri lagi menerusi produk dan perkhidmatan yang menandakan gaya hidup yang berbeda.

Dalam bidang politik
Istilah "gaya hidup" dalam bidang politik sering digunakan untuk memberikan gagasan bahawa masyarakat perlu menerima berbagai-bagai cara hidup. Ini berdasarkan sudut pandangan bahawa segala perbezaan antara cara-cara hidup adalah cetek dan bukannya eksistensial. "Gaya hidup" kekadang juga digunakan secara pejoratif untuk menonjolkan sesetengah cara hidup sebagai cara hidup pemilihan atau cara hidup sukarela, bertentangan dengan cara-cara hidup yang lain yang dianggap sebagai gaya hidup utama atau normatif.

Dalam bidang anarkisme
Anarkisme gaya hidup ialah pandangan bahawa sesebuah masyarakat anarkisme boleh dibentuk dengan mengubah kegiatan-kegiatan peribadi, berbanding dengan melibatkan diri dalam perjuangan kelas.

Dalam bidang pengiklanan dan pemasaran
Dalam bidang perniagaan, "gaya hidup" memberikan para pengiklan dan pemasar cara untuk menyasarkan dan memadankan kehendak pengguna dengan produk mereka, atau untuk mewujudkan minat terhadap produk baharu mereka. Justera, para pemasar mengkaji pola kepercayaan dan tindakan yang mencirikan gaya-gaya hidup pengguna dan mendorong mereka ke arah pembelanjaan dan penggunaan. Pola-pola itu membayangkan faktor-faktor demografi (tabiat, sikap, cita rasa, taraf kesusilaan, tahap ekonomi, dan sebagainya) yang mentakrifkan kelompok sasaran pemasar. Sebagai binaan yang mengarahkan manusia untuk berinteraksi dengan dunia-dunia mereka sebagai pengguna, gaya-gaya hidup tertakluk kepada perubahan oleh tuntutan inovasi pemasaran dan teknologi.

Sumber:
http://ms.wikipedia.org/wiki/Gaya_hidup




TUGAS 3 KEPRIBADIAN

KEPRIBADIAN

Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang.

Makna kepribadian menurut pengertian sehari-hari
Disamping itu kepribadian sering diartikan dengan ciri-ciri yang menonjol pada diri individu, seperti kepada orang yang pemalu dikenakan atribut “berkepribadian pemalu”. Kepada orang supel diberikan atribut “berkepribadian supel” dan kepada orang yang plin-plan, pengecut, dan semacamnya diberikan atribut “tidak punya kepribadian”.

Definisi kepribadian menurut psikologi
Berdasarkan psikologi, Gordon Allport menyatakan bahwa kepribadian sebagai suatu organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik) yang merupakan suatu struktur dan sekaligus proses. Jadi, kepribadian merupakan sesuatu yang dapat berubah. Secara eksplisit Allport menyebutkan, kepribadian secara teratur tumbuh dan mengalami perubahan.

Abin Syamsuddin (2003) mengemukakan tentang aspek-aspek kepribadian, yang di dalamnya mencakup :
•    Karakter yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsiten tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.
•    Temperamen yaitu disposisi reaktif seorang, atau cepat lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.
•    Sikap; sambutan terhadap objek yang bersifat positif, negatif atau ambivalen.
•    Stabilitas emosi yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari lingkungan. Seperti mudah tidaknya tersinggung, marah, sedih, atau putus asa
•    Responsibilitas (tanggung jawab) adalah kesiapan untuk menerima risiko dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima risiko secara wajar, cuci tangan, atau melarikan diri dari risiko yang dihadapi.
•    Sosiabilitas yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Seperti : sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.
Dalam hal ini, Elizabeth (Syamsu Yusuf, 2003) mengemukakan ciri-ciri kepribadian yang sehat dan tidak sehat, sebagai berikut :
Kepribadian yang sehat
•    Mampu menilai diri sendiri secara realisitik; mampu menilai diri apa adanya tentang kelebihan dan kekurangannya, secara fisik, pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.
•    Mampu menilai situasi secara realistik; dapat menghadapi situasi atau kondisi kehidupan yang dialaminya secara realistik dan mau menerima secara wajar, tidak mengharapkan kondisi kehidupan itu sebagai sesuatu yang sempurna.
•    Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik; dapat menilai keberhasilan yang diperolehnya dan meraksinya secara rasional, tidak menjadi sombong, angkuh atau mengalami superiority complex, apabila memperoleh prestasi yang tinggi atau kesuksesan hidup. Jika mengalami kegagalan, dia tidak mereaksinya dengan frustrasi, tetapi dengan sikap optimistik.
•    Menerima tanggung jawab; dia mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya.
•    Kemandirian; memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir, dan bertindak, mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku di lingkungannya.
•    Dapat mengontrol emosi; merasa nyaman dengan emosinya, dapat menghadapi situasi frustrasi, depresi, atau stress secara positif atau konstruktif , tidak destruktif (merusak)
•    Berorientasi tujuan; dapat merumuskan tujuan-tujuan dalam setiap aktivitas dan kehidupannya berdasarkan pertimbangan secara matang (rasional), tidak atas dasar paksaan dari luar, dan berupaya mencapai tujuan dengan cara mengembangkan kepribadian (wawasan), pengetahuan dan keterampilan.
•    Berorientasi keluar (ekstrovert); bersifat respek, empati terhadap orang lain, memiliki kepedulian terhadap situasi atau masalah-masalah lingkungannya dan bersifat fleksibel dalam berfikir, menghargai dan menilai orang lain seperti dirinya, merasa nyaman dan terbuka terhadap orang lain, tidak membiarkan dirinya dimanfaatkan untuk menjadi korban orang lain dan mengorbankan orang lain, karena kekecewaan dirinya.
•    Penerimaan sosial; mau berpartsipasi aktif dalam kegiatan sosial dan memiliki sikap bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain.
•    Memiliki filsafat hidup; mengarahkan hidupnya berdasarkan filsafat hidup yang berakar dari keyakinan agama yang dianutnya.
•    Berbahagia; situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan, yang didukung oleh faktor-faktor achievement (prestasi), acceptance (penerimaan), dan affection (kasih sayang).

Kepribadian yang tidak sehat
•    Mudah marah (tersinggung)
•    Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan
•    Sering merasa tertekan (stress atau depresi)
•    Bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain yang usianya lebih muda atau terhadap binatang
•    Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang meskipun sudah diperingati atau dihukum
•    Kebiasaan berbohong
•    Hiperaktif
•    Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas
•    Senang mengkritik/mencemooh orang lain
•    Sulit tidur
•    Kurang memiliki rasa tanggung jawab
•    Sering mengalami pusing kepala (meskipun penyebabnya bukan faktor yang bersifat organis)
•    Kurang memiliki kesadaran untuk mentaati ajaran agama
•    Pesimis dalam menghadapi kehidupan
•    Kurang bergairah (bermuram durja) dalam menjalani kehidupan

Faktor-faktor penentu kepribadian
a. Faktor keturunan
Keturunan merujuk pada faktor genetika seorang individu. Tinggi fisik, bentuk wajah, gender, temperamen, komposisi otot dan refleks, tingkat energi dan irama biologis adalah karakteristik yang pada umumnya dianggap, entah sepenuhnya atau secara substansial, dipengaruhi oleh siapa orang tua dari individu tersebut, yaitu komposisi biologis, psikologis, dan psikologis bawaan dari individu

Terdapat tiga dasar penelitian yang berbeda yang memberikan sejumlah kredibilitas terhadap argumen bahwa faktor keturunan memiliki peran penting dalam menentukan kepribadian seseorang. Dasar pertama berfokus pada penyokong genetis dari perilaku dan temperamen anak-anak. Dasar kedua berfokus pada anak-anak kembar yang dipisahkan sejak lahir. Dasar ketiga meneliti konsistensi kepuasan kerja dari waktu ke waktu dan dalam berbagai situasi.

Penelitian terhadap anak-anak memberikan dukungan yang kuat terhadap pengaruh dari faktor keturunan. Bukti menunjukkan bahwa sifat-sifat seperti perasaan malu, rasa takut, dan agresif dapat dikaitkan dengan karakteristik genetis bawaan. Temuan ini mengemukakan bahwa beberapa sifat kepribadian mungkin dihasilkan dari kode genetis sama yang memperanguhi faktor-faktor seperti tinggi badan dan warna rambut.
Para peneliti telah mempelajari lebih dari 100 pasangan kembar identik yang dipisahkan sejak lahir dan dibesarkan secara terpisah. Ternyata peneliti menemukan kesamaan untuk hampir setiap ciri perilaku, ini menandakan bahwa bagian variasi yang signifikan di antara anak-anak kembar ternyata terkait dengan faktor genetis. Penelitian ini juga memberi kesan bahwa lingkungan pengasuhan tidak begitu memengaruhi perkembangan kepribadian atau dengan kata lain, kepribadian dari seorang kembar identik yang dibesarkan di keluarga yang berbeda ternyata lebih mirip dengan pasangan kembarnya dibandingkan kepribadian seorang kembar identik dengan saudara-saudara kandungnya yang dibesarkan bersama-sama.

b. Faktor lingkungan
Faktor lain yang memberi pengaruh cukup besar terhadap pembentukan karakter adalah lingkungan di mana seseorang tumbuh dan dibesarkan; norma dalam keluarga, teman, dan kelompok sosial; dan pengaruh-pengaruh lain yang seorang manusia dapat alami. Faktor lingkungan ini memiliki peran dalam membentuk kepribadian seseorang. Sebagai contoh, budaya membentuk norma, sikap, dan nilai yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya dan menghasilkan konsistensi seiring berjalannya waktu sehingga ideologi yang secara intens berakar di suatu kultur mungkin hanya memiliki sedikit pengaruh pada kultur yang lain. Misalnya, orang-orang Amerika Utara memiliki semangat ketekunan, keberhasilan, kompetisi, kebebasan, dan etika kerja Protestan yang terus tertanam dalam diri mereka melalui buku, sistem sekolah, keluarga, dan teman, sehingga orang-orang tersebut cenderung ambisius dan agresif bila dibandingkan dengan individu yang dibesarkan dalam budaya yang menekankan hidup bersama individu lain, kerja sama, serta memprioritaskan keluarga daripada pekerjaan dan karier.

Sifat-sifat kepribadian
Berbagai penelitian awal mengenai struktur kepribadian berkisar di seputar upaya untuk mengidentifikasikan dan menamai karakteristik permanen yang menjelaskan perilaku individu seseorang. Karakteristik yang umumnya melekat dalam diri seorang individu adalah malu, agresif, patuh, malas, ambisius, setia, dan takut. Karakteristik-karakteristik tersebut jika ditunjukkan dalam berbagai situasi, disebut sifat-sifat kepribadian. Sifat kepribadian menjadi suatu hal yang mendapat perhatian cukup besar karena para peneliti telah lama meyakini bahwa sifat-sifat kepribadian dapat membantu proses seleksi karyawan, menyesuaikan bidang pekerjaan dengan individu, dan memandu keputusan pengembangan karier.

Cara identifikasi kepribadian
Terdapat sejumlah upaya awal untuk mengidentifikasi sifat-sifat utama yang mengatur perilaku. Seringnya, upaya ini sekadar menghasilkan daftar panjang sifat yang sulit untuk digeneralisasikan dan hanya memberikan sedikit bimbingan praktis bagi para pembuat keputusan organisasional. Dua pengecualian adalah Myers-Briggs Type Indicator dan Model Lima Besar. Selama 20 tahun hingga saat ini, dua pendekatan ini telah menjadi kerangka kerja yang dominan untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasikan sifat-sifat seseorang.
Myers-Briggs Type Indicator
Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) adalah tes kepribadian menggunakan empat karakteristik dan mengklasifikasikan individu ke dalam salah satu dari 16 tipe kepribadian. Berdasarkan jawaban yang diberikan dalam tes tersebut, individu diklasifikasikan ke dalam karakteristik ekstraver atau introver, [sensitif]] atau intuitif, pemikir atau perasa, dan memahami atau menilai. Instrumen ini adalah instrumen penilai kepribadian yang paling sering digunakan. MBTI telah dipraktikkan secara luas di perusahaan-perusahaan global seperti Apple Computers, AT&T, Citgroup, GE, 3M Co., dan berbagai rumah sakit, institusi pendidikan, dan angkatan bersenjata AS.

Menilai kepribadian
Alasan paling penting mengapa manajer perlu mengetahui cara menilai kepribadian adalah karena penelitian menunjukkan bahwa tes-tes kepribadian sangat berguna dalam membuat keputusan perekrutan. Nilai dalam tes kepribadian membantu manajer meramalkan calon terbaik untuk suatu pekerjaan.

Terdapat tiga cara utama untuk menilai kepribadian:
•    Survei mandiri
•    Survei peringkat oleh pengamat
•    Ukuran proyeksi (Rorschach Inkblot test dan Thematic Apperception Test)

Sifat kepribadian utama yang memengaruhi perilaku organisasi
- Evaluasi inti diri
Evaluasi inti diri adalah tingkat di mana individu menyukai atau tidak menyukai diri mereka sendiri, apakah mereka menganggap diri mereka cakap dan efektif, dan apakah mereka merasa memegang kendali atau tidak berdaya atas lingkungan mereka. Evaluasi inti diri seorang individu ditentukan oleh dua elemen utama: harga diri dan lokus kendali. Harga diri didefinisikan sebagai tingkat menyukai diri sendiri dan tingkat sampai mana individu menganggap diri mereka berharga atau tidak berharga sebagai seorang manusia.

- Machiavellianisme
Machiavellianisme adalah tingkat di mana seorang individu pragmatis, mempertahankan jarak emosional, dan yakin bahwa hasil lebih penting daripada proses. Karakteristik kepribadian Machiavellianisme berasal dari nama Niccolo Machiavelli, penulis pada abad keenam belas yang menulis tentang cara mendapatkan dan menggunakan kekuasaan.

- Narsisisme
Narsisisme adalah kecenderungan menjadi arogan, mempunyai rasa kepentingan diri yang berlebihan, membutuhkan pengakuan berlebih, dan mengutamakan diri sendiri. Sebuah penelitian mengungkap bahwa ketika individu narsisis berpikir mereka adalah pemimpin yang lebih baik bila dibandingkan dengan rekan-rekan mereka, atasan mereka sebenarnya menilai mereka sebagai pemimpin yang lebih buruk. Individu narsisis seringkali ingin mendapatkan pengakuan dari individu lain dan penguatan atas keunggulan mereka sehingga individu narsisis cenderung memandang rendah dnegan berbicara kasar kepada individu yang mengancam mereka. Individu narsisis juga cenderung egois dan eksploitif, dan acap kali memanfaatkan sikap yang dimiliki individu lain untuk keuntungannya

- Pemantauan diri
Pemantauan diri adalah kemampuan seseorang untuk menyesuaikan perilakunya dengan faktor situasional eksternal. Individu dengan tingkat pemantauan diri yang tinggi menunjukkan kemampuan yang sangat baik dalam menyesuaikan perilaku dengan faktor-faktor situasional eksternal. Bukti menunjukkan bahwa individu dengan tingkat pemantauan diri yang tinggi cenderung lebih memerhatikan perilaku individu lain dan pandai menyesuaikan diri bila dibandingkan dengan individu yang memiliki tingkat pemantauan diri yang rendah.

- Kepribadian proaktif
Kepribadian proaktif adalah sikap yang cenderung oportunis, berinisiatif, berani bertindak, dan tekun hingga berhasil mencapai perubahan yang berarti. Pribadi proaktif menciptakan perubahan positif daalam lingkungan tanpa memedulikan batasan atau halangan.

Tipe Kepribadian Berdasarkan Golongan Darah:
1.    Golongan darah A
Orang dengan golongan darah A merupakan tipe orang yang bersungguh-sungguh, masuk akal, sabar, dan setia. Mereka pasangan yang baik dan bisa dipercaya. Mungkin bukan orang yang penuh kejutan dan romantis, namun mereka mampu memberikan dukungan emosional untuk pasangannya. Mereka termasuk orang yang cerewet, dan mudah tegang dalam berhubungan.

2. Golongan darah B
Orang bergolongan darah B tergolong orang yang liar, penuh gairah, kreatif, dan kuat. Sayangnya mereka memiliki sifat yang egois, dan kurang bertanggung jawab. Di Jepang, orang bergolongan darah B ini merupakan calon pasangan yang paling dihindari. Namun, Anda tak perlu langsung menghindari orang bergolongan darah B. Kita tidak akan pernah tahu bagaimana jodoh kita, kan? Siapa tahu ia justru dapat melengkapi sifat-sifat Anda.

3. Golongan darah AB
Orang bergolongan darah AB  merupakan orang yang cool, rasional, ramah, dan mudah beradaptasi. Mereka adalah sahabat yang baik untuk pasangannya. Mereka juga sangat mudah jatuh cinta, namun merupakan tipe pasangan yang tidak akan mencintai Anda seperti Anda mencintai mereka. Mereka juga termasuk orang yang sedikit kritis.

4. Golongan darah O

Mereka adalah pasangan yang sangat menyenangkan, optimis, dan sosial. Orang bertipe O hangat dan penuh dengan cinta. Mereka tipe orang yang sangat romantis, dan penuh dengan kejutan yang akan membuat Anda meleleh, bahkan di saat Anda tak mengharapkannya. Sayangnya, mereka tipe orang yang pencemburu, sedikit sombong, dan arogan. Tak jarang mereka akan memeriksa daftar telepon dan SMS di ponsel Anda karena rasa cemburunya.

Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Kepribadian
http://female.kompas.com/read/2012/06/08/07023440/Tipe.Kepribadian.Berdasarkan.Golongan.Darah

TUGAS 3 KONSEP DIRI

KONSEP DIRI

Konsep diri merupakan faktor penting didalam berinteraksi. Hal ini disebabkan oleh setiap individu dalam bertingkah laku sedapat mungkin disesuaikan dengan konsep diri. Kemampuan manusia bila dibandingkan dengan mahluk lain adalah lebih mampu menyadari siapa dirinya, mengobservasi diri dalam setiap tindakan serta mampu mengevaluasi setiap tindakan sehingga mengerti dan memahami tingkah laku yang dapat diterima oleh lingkungan.


Dengan demikian manusia memiliki kecenderungan untuk menetapkan nilai-nilai pada saat mempersepsi sesuatu. Setiap individu dapat saja menyadari keadaannya atau identitas yang dimilikinya akan tetapi yang lebih penting adalah menyadari seberapa baik atau buruk keadaan yang dimiliki serta bagaimana harus bersikap terhadap keadaan tersebut. Tingkah laku individu sangat bergantung pada kualitas konsep dirinya yaitu konsep diri positif atau konsep diri negatif.

Menurut Brooks dan Emmart (1976), orang yang memiliki konsep diri positif menunjukkan karakteristik sebagai berikut:
•    Merasa mampu mengatasi masalah. Pemahaman diri terhadap kemampuan subyektif untuk mengatasi persoalan-persoalan obyektif yang dihadapi.
•    Merasa setara dengan orang lain. Pemahaman bahwa manusia dilahirkan tidak dengan membawa pengetahuan dan kekayaan. Pengetahuan dan kekayaan didapatkan dari proses belajar dan bekerja sepanjang hidup. Pemahaman tersebut menyebabkan individu tidak merasa lebih atau kurang terhadap orang lain.
•    Menerima pujian tanpa rasa malu. Pemahaman terhadap pujian, atau penghargaan layak diberikan terhadap individu berdasarkan dari hasil apa yang telah dikerjakan sebelumnya.
•    Merasa mampu memperbaiki diri. Kemampuan untuk melakukan proses refleksi diri untuk memperbaiki perilaku yang dianggap kurang.

Sedangkan orang yang memiliki konsep diri yang negatif menunjukkan karakteristik sebagai berikut:
•    Peka terhadap kritik. Kurangnya kemampuan untuk menerima kritik dari orang lain sebagai proses refleksi diri.
•    Bersikap responsif terhadap pujian. Bersikap yang berlebihan terhadap tindakan yang telah dilakukan, sehingga merasa segala tindakannya perlu mendapat penghargaan.
•    Cenderung merasa tidak disukai orang lain. Perasaan subyektif bahwa setiap orang lain disekitarnya memandang dirinya dengan negatif.
•    Mempunyai sikap hiperkritik. Suka melakukan kritik negatif secara berlebihan terhadap orang lain.
•     Mengalami hambatan dalam interaksi dengan lingkungan sosialnya. Merasa kurang mampu dalam berinteraksi dengan orang-orang lain.

Sumber :
Brooks, W.D., Emmert, P. Interpersonal Community. Iowa. Brow Company Publisher. 1976
http://www.duniapsikologi.com/konsep-diri-positif-dan-konsep-diri-negatif/


TUGAS 3 MOTIVASI

MOTIVASI


Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan.

Sejarah Teori Motivasi
Tahun 1950an merupakan periode perkembangan konsep-konsep motivasi.Teori-teori yang berkembang pada masa ini adalah hierarki teori kebutuhan, teori X dan Y, dan teori dua faktor.Teori-teori kuno dikenal karena merupakan dasar berkembangnya teori yang ada hingga saat ini yang digunakan oleh manajer pelaksana di organisasi-organisasi di dunia dalam menjelaskan motivasi karyawan.

Teori hierarki kebutuhan
Teori motivasi yang paling terkenal adalah hierarki teori kebutuhan milik Abraham Maslow. Ia membuat hipotesis bahwa dalam setiap diri manusia terdapat hierarki dari lima kebutuhan, yaitu fisiologis (rasa lapar, haus, seksual, dan kebutuhan fisik lainnya), rasa aman (rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional), sosial (rasa kasih sayang, kepemilikan, penerimaan, dan persahabatan), penghargaan (faktor penghargaan internal dan eksternal), dan aktualisasi diri (pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang, dan pemenuhan diri sendiri).
Maslow memisahkan lima kebutuhan ke dalam urutan-urutan. Kebutuhan fisiologis dan rasa aman dideskripsikan sebagai kebutuhan tingkat bawah sedangkan kebutuhan sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri sebagai kebutuhan tingkat atas. Perbedaan antara kedua tingkat tersebut adalah dasar pemikiran bahwa kebutuhan tingkat atas dipenuhi secara internal sementara kebutuhan tingkat rendah secara dominan dipenuhi secara eksternal.
Teori kebutuhan Maslow telah menerima pengakuan luas di antara manajer pelaksana karena teori ini logis secara intuitif.. Namun, penelitian tidak memperkuat teori ini dan Maslow tidak memberikan bukti empiris dan beberapa penelitian yang berusaha mengesahkan teori ini tidak menemukan pendukung yang kuat.

Teori X dan teori Y
Douglas McGregor menemukan teori X dan teori Y setelah mengkaji cara para manajer berhubungan dengan para karyawan. Kesimpulan yang didapatkan adalah pandangan manajer mengenai sifat manusia didasarkan atas beberapa kelompok asumsi tertentu dan bahwa mereka cenderung membentuk perilaku mereka terhadap karyawan berdasarkan asumsi-asumsi tersebut.

Ada empat asumsi yang dimiliki manajer dalam teori X.
•    Karyawan pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan dan sebisa mungkin berusaha untuk menghindarinya.
•    Karena karyawan tidak menyukai pekerjaan, mereka harus dipakai, dikendalikan, atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan.
•    Karyawan akan mengindari tanggung jawab dan mencari perintah formal, di mana ini adalah asumsi ketiga.
•    Sebagian karyawan menempatkan keamanan di atas semua faktor lain terkait pekerjaan dan menunjukkan sedikit ambisi.

Bertentangan dengan pandangan-pandangan negatif mengenai sifat manusia dalam teori X, ada pula empat asumsi positif yang disebutkan dalam teori Y.
•    Karyawan menganggap kerja sebagai hal yang menyenangkan, seperti halnya istirahat atau bermain.
•    Karyawan akan berlatih mengendalikan diri dan emosi untuk mencapai berbagai tujuan.
•    Karyawan bersedia belajar untuk menerima, mencari, dan bertanggungjawab. *Karyawan mampu membuat berbagai keputusan inovatif yang diedarkan ke seluruh populasi, dan bukan hanya bagi mereka yang menduduki posisi manajemen.

Teori motivasi kontemporer
Teori motivasi kontemporer bukan teori yang dikembangkan baru-baru ini, melainkan teori yang menggambarkan kondisi pemikiran saat ini dalam menjelaskan motivasi karyawan

Teori motivasi kontemporer mencakup:
- Teori kebutuhan McClelland
Teori kebutuhan McClelland dikembangkan oleh David McClelland dan teman-temannya. Teori kebutuhan McClelland berfokus pada tiga kebutuhan yang didefinisikan sebagai berikut:
o    kebutuhan berprestasi: dorongan untuk melebihi, mencapai standar-standar, berusaha keras untuk berhasil.
o    kebutuhan berkuasa: kebutuhan untuk membuat individu lain berperilaku sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya.
o    kebutuhan berafiliasi: keinginan untuk menjalin suatu hubungan antarpersonal yang ramah dan akrab.

- Teori evaluasi kognitif
Teori evaluasi kognitif adalah teori yang menyatakan bahwa pemberian penghargaan-penghargaan ekstrinsik untuk perilaku yang sebelumnya memuaskan secara intrinsik cenderung mengurangi tingkat motivasi secara keseluruhan. Teori evaluasi kognitif telah diteliti secara eksensif dan ada banyak studi yang mendukung.
 
- Teori penentuan tujuan
Teori penentuan tujuan adalah teori yang mengemukakan bahwa niat untuk mencapai tujuan merupakan sumber motivasi kerja yang utama. Artinya, tujuan memberitahu seorang karyawan apa yang harus dilakukan dan berapa banyak usaha yang harus dikeluarkan.

- Teori penguatan
Teori penguatan adalah teori di mana perilaku merupakan sebuah fungsi dari konsekuensi-konsekuensinya jadi teori tersebut mengabaikan keadaan batin individu dan hanya terpusat pada apa yang terjadi pada seseorang ketika ia melakukan tindakan.

- Teori Keadilan
Teori keadilan adalah teori bahwa individu membandingkan masukan-masukan dan hasil pekerjaan mereka dengan masukan-masukan dan hasil pekerjaan orang lain, dan kemudian merespons untuk menghilangkan ketidakadilan. 

- Teori harapan
Teori harapan adalah kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dalam cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti dengan hasil yang ada dan pada daya tarik dari hasil itu terhadap individu tersebut.

Area motivasi manusia
Empat area utama motivasi manusia adalah makanan, cinta, seks, dan pencapaian.
Tujuan-tujuan yang mendasari motivasi ditentukan sendiri oleh individu yang melakukannya, individu dianggap tergerak untuk mencapai tujuan karena motivasi intrinsik (keinginan beraktivitas atau meraih pencapaian tertentu semata-mata demi kesenangan atau kepuasan dari melakukan aktivitas tersebut), atau karena motivasi ekstrinsik, yakni keinginan untuk mengejar suatu tujuan yang diakibatkan oleh imbalan-imbalan eksternal. disamping itu terdapat pula faktor yang lain yang mendukung diantaranya ialah faktor internal yang datang dari dalam diri orang itu sendiri.

Variabel-Variabel Motivasi
Kerlinger, N. Fred dan Elazar J. Pedhazur (1987) dalam Cut Zurnali (2004) menyatakan bahwa variabel motivasi terdiri dari:
(1) Motif atas kebutuhan dari pekerjaan (Motive)
(2) Pengharapan atas lingkungan kerja (Expectation)
(3) Kebutuhan atas imbalan (Insentive). Hal ini juga sesuai dengan yang di kemukakan Atkinson (William G Scott, 1962: 83), memandang bahwa motivasi adalah merupakan hasil penjumlahan dari fungsi-fungsi motive, harapan dan insentif (Atkinson views motivation strengh in the form of an equattion-motivation = f (motive + expectancy + incentive).

Motif
Menurut Cut Zurnali (2004),
motif adalah faktor-faktor yang menyebabkan individu bertingkah laku atau bersikap tertentu. Jadi dicoba untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti kebutuhan apa yang dicoba dipuaskan oleh seseorang? Apa yang menyebabkan mereka melakukan sesuatu pekerjaan atau aktivitas. Ini berarti bahwa setiap individu mempunyai kebutuhan yang ada di dalam dirinya (inner needs) yang menyebabkan mereka didorong, ditekan atau dimotivasi untuk memenuhinya. Kebutuhan tertentu yang mereka rasakan akan menentukan tindakan yang mereka lakukan.
 Cut Zurnali mengutip pendapat Fremout E. kast dan james E. Rosenzweig (1970) yang mendefinisikan motive sebagai : a motive what prompts a person to act in a certain way or at least develop appropensity for speccific behavior. The urge to action can tauched off by an external stimulus, or it can be internally generated in individual thought processes. Jadi motive adalah suatu dorongan yang datang dari dalam diri seseorang untuk melakukan atau sedikitnya adalah suatu kecenderungan menyumbangkan perbuatan atau tingkah laku tertentu.

Menurut William G Scott (1962: 82)
Motif adalah kebutuhan yang belum terpuaskan yang mendorong individu untuk mencapai tujuan tertentu. Secara lengkap motiv menurut Scott motive are unsatiesfied need which prompt an individual toward the accomplishment of aplicable goals. Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan, motive adalah dorongan yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan perbuatan guna memenuhi kepuasannya yang belum terpuaskan. Selain itu, Maslow sebagaimana diungkap pada halaman sebelumnya membagi kebutuhan manusia ke dalam beberapa hirarki, yakni kebutuhan-kebutuhan fisik, keselamatan dan keamanan, sosial, penghargaan atau prestise dan kebutuhan aktualisasi diri.

Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Motivasi

TUGAS 3 SIKAP

SIKAP

Definisi sikap
Menurut Sarnoff (dalam Sarwono, 2000)
Sikap adalah mengidentifikasikan sikap sebagai kesediaan untuk bereaksi (disposition to react) secara positif  (favorably) atau secara negatif (unfavorably) terhadap obyek – obyek tertentu. D.Krech dan R.S Crutchfield (dalam Sears, 1999) berpendapat bahwa sikap sebagai organisasi yang bersifat menetap dari proses motivasional, emosional, perseptual, dan kognitif mengenai aspek dunia individu.

Menurut  La Pierre (dalam Azwar, 2003)
Sikap adalah memberikan definisi sikap sebagai suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secara sederhana, sikap adalah respon terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan. Lebih lanjut Soetarno (1994) memberikan definisi sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak terhadap obyek tertentu. Sikap senantiasa diarahkan kepada sesuatu artinya tidak ada sikap tanpa obyek. Sikap diarahkan kepada benda-benda, orang, peritiwa, pandangan, lembaga, norma dan lain-lain.
Meskipun ada beberapa perbedaan pengertian sikap, tetapi berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa sikap adalah keadaan diri dalam manusia yang menggerakkan untuk bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial dengan perasaan tertentu di dalam menanggapi obyek situasi atau kondisi di lingkungan sekitarnya. Selain itu sikap juga memberikan kesiapan untuk merespon yang sifatnya positif atau negatif terhadap obyek atau situasi.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap
1.    Pengalaman pribadi.
               Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama berbekas.

2. Kebudayaan.
             B.F. Skinner (dalam, Azwar 2005) menekankan pengaruh lingkungan (termasuk kebudayaan) dalam membentuk kepribadian seseorang. Kepribadian tidak lain daripada pola perilaku yang konsisten yang menggambarkan sejarah reinforcement (penguatan, ganjaran) yang dimiliki. Pola reinforcement dari masyarakat untuk sikap dan perilaku tersebut, bukan untuk sikap dan perilaku yang lain.

3. Orang lain yang dianggap penting.
             Pada umumnya, individu bersikap konformis atau searah dengan sikap orang orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.

4. Media massa.
            Sebagai sarana komunikasi, berbagai media massa seperti televisi, radio, mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa informasi tersebut, apabila cukup kuat, akan memberi dasar afektif dalam mempersepsikan dan menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.

5. Institusi Pendidikan dan Agama.
            Sebagai suatu sistem, institusi pendidikan dan agama mempunyai pengaruh kuat dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya.

6. Faktor emosi dalam diri.
             Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang. Kadang-kadang, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian bersifat sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih persisten dan lebih tahan lama. contohnya bentuk sikap yang didasari oleh faktor emosional adalah prasangka.

Sumber:
 http://www.duniapsikologi.com/sikap-pengertian-definisi-dan-faktor-yang-mempengaruhi/


Sabtu, 24 November 2012

Cara menghilangkan jamur pada kaca mobil

Cara Membasmi Jamur Kaca

Pembersih jamur kaca banyak tersedia di pasaran. Banyak merk terkenal menyediakan cairan kimia yang "keras" bisa menjadi pilihan banyak konsumen karena direkomendasikan oleh salon-salon mobil atau iklan. Obat-obatan ini memang efektif membasmi jamur kaca tetapi juga mengandung resiko merusak kaca itu sendiri. Bila pemakaian berlebihan atau salah prosedur bisa-bisa lapisan pelindung kaca akan terkikis... terutama mobil-mobil eropa yang terkenal sensitif di area ini.

Tembakau Menjadi Alternatif Rumahan (Home Made)
Sebelum anda menggunakan obat jamur yang tersedia secara komersil silahkan coba gunakan tembakau untuk menghilangkan jamur kaca. Berikut langkah-langkahnya.

1. Siapkan tembakau kering. Anda bisa dapatkan dari rokok merk apapun sekitar 6 batang atau seperlunya.
2. Rendam tembakau dalam air bersih selama 10 menit dalam 1 gayung air
3. Gosokan tembakau yang sudah direndam tadi ke kaca mobil secara perlahan dengan gerakan melingkar (seperti memoles mobil)
4. Bilas sampai bersih
5. Bila masih terlihat bercak jamur, anda dapat mengulangi proses diatas sampai anda merasa puas dengan hasilnya.
6. Bila ada jamur yang terlalu membandel, mungkin sebaiknya dibawa ke para profesional untuk mengurangi resiko rusaknya kaca depan mobil anda.

Semoga cara ini dapat membantu anda tanpa harus mengeluarkan banyak uang, dan juga mengurangi resiko merusak kaca depan mobil anda akibat obat-obatan kimia yang bersifat keras.

sumber:
http://forum.solusisahabat.com/showthread.php?170-Bersihkan-Jamur-pada-kaca-mobil-ala-supir-bis-dan-truk

Cara menghilangkan bau amis pada ikan

Cara Menghilangkan Bau Amis Pada Ikan | Rahasia Chef Indonesia 

Ikan selain rasanya lezat juga mengandung gizi yang tinggi. Berbagai makanan olahan ikan mulai dari yang dimasak, digoreng sampai dibakar tentu akan enak rasanya jika amis pada ikan bisa dihilangkan. Berikut Tips Cara Menghilangkan Bau Amis Pada Ikan
Cara Menghilangkan Bau Amis Pada Ikan | Rahasia Chef Indonesia

  1. Ikan harus segera diolah secepat mungkin, Semakin cepat ikan dimasak atau dibekukan setelah anda beli, maka ikan akan semakin sedikit mengeluarkan bau
  2. Rendam ikan dengan cuka. Cara ini tidak hanya mengurangi bau. Sebab, cuka atau jeruk nipis juga berfungsi menjaga ikan dari bau amis yang  menyengat saat proses persiapan.
  3. Gunakan jeruk lemon. Anda juga bisa menggunakan jeruk lemon sebagai pengganti cuka. Caranya cukup mudah, rendam ikan dengan air perasan jeruk lemon. Cara ini juga menurunkan kadar asin ikan, lalu masak. Untuk memberikan rasa lebih segar pada olahan ikan, berikan pula air perasan jeruk lemon saat ikan dimasak
sumber :
http://blogtainment-remaja.blogspot.com/2012/10/cara-menghilangkan-bau-amis-pada-ikan.html

Fungsi Tiap Bahan Cake


FUNGSI TIAP BAHAN CAKE


Mengapa kita perlu mengetahui fungsi tiap bahan? Tujuannya tak lain, bila kue kita gagal, kita bisa menganalisis sendiri, penyebabnya.

1. TELURtips memilih telur membuat cake
Fungsinya membangun kerangka cake,memberi warna pada cake, memberi nilai gizi, dan melembapkan kue.
2. GULA PASIR
Fungsinya memberi rasa manis, memberi warna pada kulit kue, membantu mengempukkan kue, melembapkan kue, dan melemaskan adonan. Jenis gula yang digunakan bisa macam-macam. Gula pasir oke, gula halus bisa, gula merah yang disisir juga boleh, atau gula palem. Tetapi untuk jenis kue jenis butter type, sebaiknya dipilih gula yang halus.
Tips memilih tepung 
3. TEPUNG TERIGU
Sebetulnya bukan cuma tepung terigu yang oke dibuat cake, tepung ketan, tepung beras, sampai tepung singkong pun sah-sah saja dijadikan cake. Tetapi umumnya memang cake dibuat dari tepung terigu. Tepung yang digunakan adalah tepung yang proteinnya berkadar 7 – 8,5 persen (misalnya cap Segitiga). Fungsi tepung untuk membangun kerangka kue, mengikat bahan lain, dan mendapatkan tekstur kue yang baik.
4. LEMAK
Lemak yang digunakan untuk cake adalah mentega, margarin, atau minyak. Mengapa tidak digunakan shortening (mentega putih)? Karena shortening tidak mengandung air seperti margarin hingga membuat kue kurang lembap. Tetapi, toh, kalau Anda tetap ingin memakai shortening, gunakan shortening yang mengandung emulsifier  (pengemulsi). Karena emulsifier mampu membantu mengikat air hingga tidak terjadi penguapan. Fungsi lemak untuk menjaga kue agar tahan lama, menambah nilai gizi, memberi aroma pada cake, dan membuat cake terasa empuk. Tentu juga menimbulkan rasa enak.
5. EMULSIFIER
Di toko-toko, emulsifier dikenal dengan merek TBM, SP, atau Ovalet. Fungsinya selain membantu mengembangkan kue, juga mengemulsi bahan-bahan agar tercampur baik hingga bisa mengembang sempurna. Keuntungan menggunakan bahan ini adalah lebih ekonomis (bahan telur bisa dikurangi), adonan tetap stabil meski lama belum bisa dimasukkan dalam oven, dan pengocokan bisa dilakukan dalam waktu singkat (cepat pengembang). Penggunaan emulsifier juga  membuat cake lebih halus. Kerugiannya, kue kurang enak disantap, terutama kalau penggunaan emulsifier terlalu banyak.

Sumber:
http://www.resepkomplit.com/tips-dan-trik-membuat-cake.html

LYRICS MAMA PAPA MELARANG

Judika – Mama Papa Melarang


Separuh nafasku ku hembuskan untuk cintaku
Biar rinduku sampai kepada bidadariku
Kamu segalanya Tak terpisah oleh waktu
Biarkan bumi menolak Ku tetap cinta kamu
Biar mamamu tak suka
Papamu juga melarang
 Walau dunia menolak ku tak takut
Tetap ku katakan ku cinta dirimu
 Karena kamu bintang di hatiku
 Takkan ada yang lain
 Mampu goyahkan rasa cintaku padamu
 Kamu segalanya
 Tak terpisah oleh waktu
 Biarkan bumi menolak ku tetap cinta kamu
Biar mamamu tak suka papamu juga melarang
 Walau dunia menolak ku tak takut
Tetap ku katakan ku cinta dirimu
 Sudah jangan kau usik lagi
Cinta yang tertanam di hati
 Akan ku bawa sampai mati
Kamu segalanya
Tak terpisah oleh waktu
 Biarkan bumi menolak
 Ku tetap cinta kamu
Biar mamamu tak suka
 Papamu juga melarang
Walau dunia menolak ku tak takut
Tetap ku katakan ku cinta dirimu

Sumber:
 http://iniliriklagunya.blogspot.com/2012/10/lirik-lagu-judika-mama-papa-larang.html#.ULGouMj6s04


LYRICS - A THOUSAND YEARS

Christina Perri – A Thousand Years Lyrics


Heartbeats fast
Colors and promises
How to be brave
How can I love when I’m afraid to fall
But watching you stand alone
All of my doubt suddenly goes away somehow
One step closer
I have died everyday waiting for you
Darling don’t be afraid I have loved you
For a thousand years
I love you for a thousand more
Time stands still
Beauty in all she is
I will be brave
I will not let anything take away
What’s standing in front of me
Every breath
Every hour has come to this
One step closer
I have died everyday waiting for you
Darling don’t be afraid I have loved you
For a thousand years
I love you for a thousand more
And all along I believed I would find you
Time has brought your heart to me
I have loved you for a thousand years
I love you for a thousand more
One step closer
One step closer
I have died everyday waiting for you
Darling don’t be afraid I have loved you
For a thousand years
I love you for a thousand more
And all along I believed I would find you
Time has brought your heart to me
I have loved you for a thousand years
I love you for a thousand more


Sumber:
http://iniliriklagunya.blogspot.com/2012/10/lirikChristinaPerri-a thousand years.html#.ULGouMj6s04

TUGAS 2 SUMBER DAYA KONSUMEN


SUMBER DAYA KONSUMEN


1.    Sumber daya ekonomi
 Potensi sumberdaya ekonomi atau lebih dikenal dengan potensi ekonomi pada dasarnya dapat diartikan sebagai sesuatu atau segala sesuatu sumberdaya yang dimiliki baik yang tergolong pada sumberdaya alam (natural resources/endowment factors) maupun potensi sumberdaya manusia yang dapat memberikan manfaat (benefit) serta dapat digunakan sebagai modal dasar pembangunan (ekonomi) wilayahtingkat ketergantungan terhadap sumberdaya secara struktural harus bisa dialihkan pada sumberdaya alam lain.
-     Sumber Daya Alam (SDA)
    Sumberdaya alam yang tidak dapat diperbarui (non-renewable or exhaustible resources). Jenis sumber daya ini pada dasarnya meliputi sumber daya alam yang mensuplai energi seperti minyak, gas alam, uranium, batubara serta mineral yang non energi.Sumberdaya alam jenis ini bisa habis baik karena sifatnya yang tidak bisa diganti oleh proses alam maupun karena proses penggantian alamiahnya berjalan lebih lamban dari jumlah pemanfaatannya.Sumber daya alam yang potensial untuk diperbarui (potentially renewable resources). Kategori sumberdaya alam ini tergolong sumberdaya alam yang bisa habis dalam jangka pendek jika digunakan dan dicemari secara cepat, namun demikian lambat laun akan dapat diganti melalui proses alamiah
Sumberdaya alam ini keberadaannya harus dimanfaatkan seoptimal mungkin dalam kerangka untuk mendorong, mempercepat dan menunjang proses pembangunan wilayah (daerah).
Namun demikian penting untuk diperhatikan aspek ketersediaan termasuk daya dukungnya terhadap mobilitas pembangunan daerah, karena apabila sumberdaya alam dengan 3 kategori ini dimanfaatkan dengan tidak bijaksana dan baik maka akan menimbulkan stagnasi dan kemunduran dinamika pembangunan ekonomi akan semakin cepat menjelma atau merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindarkan.
-    Sumber Daya Manusia (SDM)
Disamping komponen sumberdaya alam, pada saat ini peranan sumberdaya manusia (human resources) dalam konteks kegiatan pembangunan ekonomi termasuk pembangunan ekonomi daerah (wilayah) semakin signifikan.Faktor sumber daya manusia ini telah menghadirkan suatu proses pemikiran baru dalam teori-teori pembangunan ekonomi, yang menempatkan sumberdaya manusia sebagai poros utama pembangunan ekonomi baik dalam skala global, nasional maupun daerah. Strategi pembangunan ekonomi yang berbasis pada pengembangan sumberdaya manusia (human resources development) dianggap sangat relevan dan cocok dengan kondisi dan karakter pembangunan ekonomi terutama di negara-negara berkembang.

2.    Pengetahuan Konsumen
Pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk dan jasa, serta pengetahuan lainnya yang terkait dengan produk dan jasa tersebut dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen. Pengetahuan konsumen akan mempengaruhi keputusan pembelian.

a.    Produk
Pengetahuan produk adalah kumpulan berbagai informasi mengenai produk (produk, merek, terminologi   produk, atribut/fitur produk, harga produk, dan kepercayaan mengenai produk).
b.    Waktu pembelian
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan ia harus melakukan pembelian. Semuanya tergantung dengan uang yang kita miliki dan membeli barang sesuai dengan  kebutuhan kita.
c.    Cara pemakaian
Menggunakan barang yang telah di beli sesuai dengan kebutuhan.

Sumber :
http://bhegrezfack.blogspot.com/2012/11/prilaku-konsumen-sumber-daya-konsumen         



Jumat, 23 November 2012

TUGAS 2 Keputusan Pembelian

KEPUTUSAN PEMBELIAN

Pengertian :
-           Menurut Paul Peter dan Jerry Olson (1999:162),
Keputusan pembelian adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya
-           Menurut Schiffman dan Kanuk (2000 :437)
Keputusan pembelian adalah “the selection of an option from two or alternative choice”.
Jadi, keputusan pembelian adalah suatu keputusan seseorang dimana dia memilih salah satu dari beberapa alternatif pilihan yang ada.

Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:
1.    Pengenalan masalah (problem recognition).
akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.
2.    Pencarian informasi (information source).
Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses  pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).
3.    Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation).
Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
4.    Keputusan pembelian (purchase decision).
Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian.Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
5.    Evaluasi pasca-pembelian (post-purchase evaluation)
Merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian.Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya.Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen.Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut pada masa depan.Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen pada masa depan.

Empat faktor internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan pembelian:
1.    Motivasi (motivation),  merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
2.    Persepsi (perception), merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan tersebut.
3.    Pembentukan sikap (attitude formation) , merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.
4.    Integrasi (integration), merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan. Integrasi merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut

Menurut Philip Kotler (2005:203), yang dialihbahasakan oleh Drs. Benyamin Molan, ada empat faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu:
1.    Faktor budaya
    a.     Kultur
Kultur adalah faktor penentu paling pokok dari keinginan dan perilaku seseorang. Makhluk yang lebih rendah umumnya dituntun oleh naluri. Sedangkan manusia, perilaku biasanya dipelajari dari lingkungan sekitarnya.
   b.     Sub-kultur
Tiap kultur mempunyai sub-kultur yang lebih kecil, atau kelompok orang dengan sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi hidup yang     sama.
   c.     Kelas sosial
Kelas sosial adalah susunan yang relatif permanen dalam suatu masyarakat yang anggotanya mempunyai nilai, minat, dan perilaku yang sama.
2.    Faktor sosial
a.Kelompok
Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil. Kelompok yang berpengaruh langsung di dalam mana seseorang menjadi anggotanya disebut kelompok keanggotaan.
b. Keluarga
Anggota keluarga pembeli dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap  perilaku pembeli. Keluarga orientasi adalah keluarga yang terdiri dari orangtua yang memberikan arah dalam hal tuntunan agama, politik, ekonomi dan harga diri.
c.Peran dan status
Posisi seseorang dalam tiap kelompok dapat ditentukan dari segi peran dan status. Tiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan umum oleh masyarakat.

3.    Faktor pribadi
a.    Usia dan tahap daur hidup
b.    Pekerjaan
c.    Keadaan ekonomi
d.    Gaya hidup
e.    Kepribadian dan konsep diri

4.    Faktor psikologis
a.    Motivasi
b.    Persepsi
c.    Pembelajaran
d.    Kepercayaan dan sikap

WINDOW SHOPPING
Beberapa pengertian window shopping:
Window Shopping  adalah browsing tanpa niat untuk membeli, baik sebagai kegiatan rekreasi atau untuk merencanakan pembelian kemudian.

Window shopping adalah hobi yang menyenangkan dan murah dinikmati oleh orang di seluruh dunia. Proses ini melibatkan berjalan melalui distrik perbelanjaan atau mal dengan tujuan untuk melihat menampilkan jendela untuk setiap toko ritel di daerah. Orang dapat memilih untuk jendela toko sebagai cara untuk melewatkan waktu, mendapatkan ide untuk menampilkan yang dapat digunakan di rumah, atau untuk mengumpulkan beberapa inspirasi untuk hadiah memberi masa depan.
Salah satu atraksi terbesar window shopping adalah bahwa kegiatan tidak ada biaya apapun. Ini berarti bahwa setiap orang, tanpa memandang status keuangan saat ini, bisa pergi pada ekspedisi window shopping. Kegiatan ini umumnya dianggap lebih aman, karena orang pada anggaran yang terbatas sangat kecil kemungkinannya untuk membuat impuls membeli jika mereka tetap luar toko.

IMPULSE BUYING
Pengertian:
Impulse buying adalah perilaku konsumen yang melakukan pembelian secara spontan, tanpa perncanaan terlebih dahulu.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan orang membeli sesuatu diluar rencana, yaitu :
1. Hasrat untuk mencoba barang atau merk baru.
2. Pengaruh dari iklan yang ditonton sebelumnya.
3. Display dan kemasan produk yang menarik.
4. Bujukan Salesman atau Sales Promotion Girl.

Dalam hubungannya dengan perilaku konsumen, produk dapat dibagi menjadi dua kategori :
1. Produk dengan kategori high involvement
Produk yang membutuhkan pertimbangan dan perhatian khusus sebelum membeli, misalnya : mobil, rumah, laptop, handphone, sepeda motor, dll. Dalam membeli produk jenis high involvement ini, biasanya konsumen telah merencanakan dan mempertimbangkannya terlebih dahulu, misalnya : merencanakan budgetnya, memperhatikan spesifikasi produknya, kalau membeli rumah, harus pertimbangkan lokasinya, dll.Kesalahan dalam membeli produk ini, akan beresiko cukup besar, baik resiko keuangan maupun non keuangan.

2. Produk dengan kategori low involvement
Produk yang tidak membutuhkan perhatian khusus sebelum membeli, misalnya : permen, coklat, dll. Pada saat konsumen membeli produk kategori low involvement ini, biasanya mereka tidak merencanakannya dan mempertimbangkannya secara khusus, misalnya : nabung dulu beberapa waktu sebelum membeli permen, atau memeriksa kandungan bahan di dalam permen, dsb.Dan, berbeda dengan pembelian produk high involvement, pembelian produk jenis low involvement ini tidak memiliki resiko sama sekali.


Strategi produsen dalam menjaring impulse buying diantaranya adalah sebagai berikut :


1. Komunikasi atau promosi harus mind catching
Misalnya : menggunakan publik figur sebagai bintang iklan.
2. Distribusi
Produk harus semudah mungkin diakses oleh konsumen, misalnya : meletakkan produk (permen,coklat,batu battery, dan produk low involvement lainnya) di kasir swalayan atau toko.
3. Display produk yang menarik.
 Sebagian besar konsumen yangmelakukan impulse buying adalah wanita dan anak-anak. Dan mereka biasanya tertarik dengan kemasan produk yang menarik. Mengapa fokus pada anak anak ? Walaupun mereka bukan yang pegang uang, dan tidak memiliki purchasing power yang independen, namun anaka-anak merupakan influencer yang tinggi dalam memilih barang. Bayangkan bila si kecil tiba-tiba mogok didepan barang yang diinginkannya, tentu orang tua tidak punya pilihan lain selain mengabulkan permintaannya.
4. Produk yang inovatif
Konsumen cenderung mencoba produk produk baru. Dan, bisanya produk yang hanya rata rata, memiliki potensi yang rendah dalam menarik impulse buying. Usahakan produk Anda seinovatif mungkin, baik dari kualitas maupun kemasannya.

ON LINE BUYING
Pengertian:
Online buying adalah kegiatan membeli barang yang dilakukan melalui media internet.
 Melalui online shopping pembeli dapat melihat berbagai produk yang ditawarkan oleh pembeli melalui web yang dipromosikan oleh penjual. Online shopping memungkinkan kedua pembeli dan penjual untuk tidak bertatap muka secara langsung, sehingga hal ini memungkinkan penjual untuk mendapat pembeli
dari luar negeri (internasional).

AIDA (ATTENTION INTEREST DESIRE ACTION)
AIDA adalah singkatan yang digunakan dalam pemasaran dan iklan yang menggambarkan daftar umum peristiwa yang mungkin terjadi ketika konsumen terlibat dengan iklan.
A (Attention)
Perhatian (Kesadaran): menarik perhatian pelanggan.

 I (Interest)
Meningkatkan minat pelanggan dengan berfokus pada dan menunjukkan keuntungan dan manfaat (bukan berfokus pada fitur, seperti dalam iklan tradisional).

D (Desire)
Meyakinkan pelanggan bahwa mereka inginkan dan menginginkan produk atau layanan dan bahwa hal itu akan memenuhi kebutuhan mereka.

 A  (Action)
Aksi: pelanggan mengarah kepada mengambil tindakan dan / atau pembelian.


SUMBER:
http://bonteng.wordpress.com/2009/11/16/keputusan-pembelian/
http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_konsumen
http://bonteng.wordpress.com/2009/11/16/keputusan-pembelian/
http://prasetyokoko.blogspot.com/2012/10/definisi-dari-perilaku-konsumenimpulse.html
http://id.shvoong.com/business-management/marketing/2024568-impulse-buying/
http://en.wikipedia.org/wiki/AIDA_%28marketing%29

Senin, 12 November 2012

TUGAS 2 Evaluasi Alternative

EVALUASI ALTERNATIVE

Pengertian :
Evaluasi alternative adalah suatu pertimbangan akan suatu barang yang akan dibeli dengan alternative lainnya yang dilakukan oleh para pembeli atau konsumen sebelum melakukan pembelian.

Jumat, 02 November 2012

TUGAS 1 PERILAKU KONSUMEN

Pengertian Perilaku konsumen
     Proses  dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan

Di bawah ini pengertian Perilaku Konsumen menurut beberapa ahli :
a. James F Engel et al (1994)
Tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk roses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini.
b. Engel, et.
Istilah perilaku Konsumen diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, enggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan
c. Schiffman dan Kanuk (1994)
Perilaku konsumen adalah proses keputusan dan aktivitas fisik individu yang terlibat dalam mengevaluasi, mendapatkan, menggunakan, atau memberikan barang dan jasa yang diperolehnya.
d. Kotler dan Amstrong (1997)
Perilaku konsumen sebagai perilaku pembelian konsumen akhir, baik individu maupun rumah tangga, yang membeli produk untuk konsumsi personal.
e. Mullen dan Johnson (1990)
Perilaku Konsumen sebagai pengkajian dari perilaku manusia sehari-hari.
f. Winardi (1991)
Perilaku konsumen sebagai perilaku yang ditujukan oleh orang-orang dalam merencanakan, membeli, dan menggunakan barang-barang ekonomi dan jasa.

Menurut Kolter, Philip, Keller, Kevin Lane factor yang mempengaruhi perilaku konsumen sebagai berikut :
Faktor budaya
     Budaya, sub-budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku pembelian. Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku pembentuk paling dasar. Anak-anak yang sedang tumbuh mendapatkan seperangkat nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku dari keluarga dan lembaga-lembaga penting lainnya.
Masing-masing budaya terdiri dari sejumlah sub-budaya yang lebih menampakkan identifikasi dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya. Sub-budaya mencakup kebangsaan, suku, agama, ras, kelompok bagi para anggotanya. Ketika sub-budaya menjadi besar dan cukup makmur, perusahaan akan sering merancang program pemasaran yang cermat disana.
Faktor social
     Selain faktor budaya, perilaku konsumen di pengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok acuan, keluarga, peran, dan status sosial. Kelompok acuan terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang tersebut.
Keluarga meruapkan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan para anggota keluarga menjadi kelompok acuan primer yang paling berpengaruh.
Peran dan status sosial seseorang menunjukkan kedudukan orang itu setiap kelompok sosial yang ia tempati. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Masing-masing peran menghasilkan status.
Contoh, seorang yang memiliki peran sebagai manajer dan status yang lebih tinggi dari pegawai kantor, dimana ia juga memiliki banyak keluarga dan anak, tentu ia akan tertarik dengan produk mobil dari Toyota, karena ada kesesuaian antara kebutuhan dan keunggulan Toyota sebagai mobil keluarga ideal terbaik Indonesia, ia bahkan juga bisa membeli pakaian mahal dan juga keluarganya, membeli rumah besar untuk keluarganya dan lain-lain.
Faktor pribadi
     Keputusan membeli juga di pengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, kepribadian dan konsep diri, juga nilai dan gaya hidup pembeli.
Faktor Psikologi
     Titik awal untuk memahami perilaku konsumen adalah adanya rangsangan pemasaran luar seperti ekonomi, teknologi, politik, budaya. Satu perangkat psikologi berkombinasi dengan karakteristik konsumen tertentu untuk menghasilkan proses keputusan dan keputusan pembelian. Tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran konsumen antara datangnya rangsangan pemasaran luar dengan keputusan pembelian akhir. Empat proses psikologis (motivasi, persepsi, ingatan dan pembelajaran) secara fundamental, mempengaruhi tanggapan konsumen terhadap rangsangan pemasaran.

Menurut James F. Engel – Roger D Blackwell-Paul W. Miniart dalam saladin terdapat tiga faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu :
1. Pengaruh lingkungan
     Terdiri dari budaya, kelas sosial, keluarga dan situasi. Sebagai dasar utama perilaku konsumen adalah memahami pengaruh lingkungan yang membentuk atau menghambat individu dalam mengambil keputusan berkonsumsi mereka. Konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks, dimana perilaku keputusan mereka dipengaruhi oleh keempat faktor tersebut diatas.
2. Perbedaan dan pengaruh individu
     Terdiri dari motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi. Perbedaan individu merupkan faktor internal (interpersonal) yang menggerakkan serta mempengaruhi perilaku. Kelima faktor tersebut akan memperluas pengaruh perilaku konsumen dalam proses keputusannya.
3. Proses psikologis
     Terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap dan perilaku. Ketiga faktor tersebut menambah minat utama dari penelitian konsumen sebagai faktor yang turut mempengaruhi perilaku konsumen dalam penambilan keputusan pembelian

Pengertian Eksekutif  Muda
     Seorang pemuda yang berkenaan dengan pengurusan (pengelolaan, pemerintahan) atau penyelenggaraan sesuatu yang bertanggung jawab kepada direktur utama atau pemimpin tertinggi dl perusahaan atau organisasi

Pengertian niche
1.Posisi / aktifitas yang cocok bagi bakat dan kepribadian seseorang sehingga dia bisa sukses berkembang dalam area keahlian tsb.
2. Pasar yg telah terkonsentrasi. Pangsa pasar yg terspesialisasi pada satu jenis produk atau layanan.


Sumber :
http://abcdefghijklmnopratama.blogspot.com/2010/04/perilaku-konsumen-perilaku-produsen.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_konsumen
http://ratni_itp.staff.ipb.ac.id/2012/06/07/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-perilaku-konsumen/
http://www.artikata.com/arti-124018-niche.html
http://rizkiaamalia.blogspot.com/