METODE PENGUMPULAN DATA
Pengertian:
Merupakan teknik atau cara
yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga
dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes,
dkoumentasi dan sebagainya.
Sedangkan Instrumen Pengumpul Data merupakan alat yang
digunakan untuk mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka instrumen
dapat berupa lembar cek list, kuesioner (angket terbuka / tertutup), pedoman
wawancara, camera photo dan lainnya.
Penjelasan ringkas masing-masing teknik
1. Wawancara
Wawancara ialah
proses komunikasi atau interaksi untuk mengumpulkan informasi dengan cara tanya
jawab antara peneliti dengan informan atau subjek penelitian. Dengan kemajuan
teknologi informasi seperti saat ini, wawancara bisa saja dilakukan tanpa tatap
muka, yakni melalui media telekomunikasi. Pada hakikatnya wawancara merupakan
kegiatan untuk memperoleh informasi secara mendalam tentang sebuah isu atau
tema yang diangkat dalam penelitian. Atau, merupakan proses pembuktian terhadap
informasi atau keterangan yang telah diperoleh lewat teknik yang lain
sebelumnya.
Karena merupakan
proses pembuktian, maka bisa saja hasil wawancara sesuai atau berbeda dengan
informasi yang telah diperoleh sebelumnya.
Agar wawancara
efektif, maka terdapat berapa tahapan yang harus dilalui, yakni:
1).
mengenalkan diri
2). menjelaskan maksud kedatangan
3). menjelaskan materi
wawancara
4). mengajukan pertanyaan
Selain itu, agar
informan dapat menyampaikan informasi yang komprehensif sebagaimana diharapkan
peneliti, maka berdasarkan pengalaman wawancara yang penulis lakukan terdapat
beberapa kiat sebagai berikut:
1). ciptakan suasana wawancara yang kondusif dan
tidak tegang
2). cari waktu dan tempat yang telah disepakati dengan informan
3). mulai pertanyaan dari hal-hal sederhana hingga ke yang serius
4).
bersikap hormat dan ramah terhadap informan
5). tidak menyangkal
informasi yang diberikan informan
6). tidak menanyakan hal-hal yang bersifat
pribadi yang tidak ada hubungannya dengan masalah/tema penelitian
7).
tidak bersifat menggurui terhadap informan
8). tidak menanyakan hal-hal yang
membuat informan tersinggung atau marah
9). sebaiknya dilakukan secara
sendiri
10) ucapkan terima kasih setelah wawancara selesai dan minta
disediakan waktu lagi jika ada informasi yang belum lengkap.
Terdapat
dua jenis wawancara, yakni:
1). Wawancara
mendalam (in-depth interview)
Di mana peneliti menggali informasi secara mendalam dengan
cara terlibat langsung dengan kehidupan informan dan bertanya jawab secara
bebas tanpa pedoman pertanyaan yang disiapkan sebelumnya sehingga suasananya
hidup, dan dilakukan berkali-kali
2). Wawancara
terarah (guided interview)
Di mana peneliti
menanyakan kepada informan hal-hal yang telah disiapkan sebelumnya. Berbeda
dengan wawancara mendalam, wawancara terarah memiliki kelemahan, yakni suasana
tidak hidup, karena peneliti terikat dengan pertanyaan yang telah
disiapkan sebelumnya. Sering terjadi pewawancara atau peneliti lebih memperhatikan
daftar pertanyaan yang diajukan daripada bertatap muka dengan informan,
sehingga suasana terasa kaku.
Dalam praktik sering
juga terjadi jawaban informan tidak jelas atau kurang memuaskan. Jika ini
terjadi, maka peneliti bisa mengajukan pertanyaan lagi secara lebih spesifik.
Selain kurang jelas, ditemui pula informan menjawab “tidak tahu”.
Menurut
Singarimbun dan Sofian Effendi (1989: 198-199), jika terjadi jawaban “tidak
tahu”, maka peneliti harus berhati-hati dan tidak lekas-lekas pindah ke
pertanyaan lain. Sebab, makna “tidak tahu” mengandung beberapa arti, yaitu:
1) informan memang
tidak mengerti pertanyaan peneliti, sehingga untuk menghindari jawaban “tidak
mengerti", dia menjawab “tidak tahu”.
2) informan
sebenarnya sedang berpikir memberikan jawaban, tetapi karena suasana tidak
nyaman dia menjawab “tidak tahu”.
3) pertanyaannya
bersifat personal yang mengganggu privasi informan, sehingga jawaban “tidak
tahu’ dianggap lebih aman
4) informan memang
betul-betul tidak tahu jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Karena itu,
jawaban “tidak tahu" merupakan jawaban sebagai data penelitian yang benar
dan sungguh yang perlu dipertimbangkan oleh peneliti.
Wawancara Tatap Muka
Beberapa kelebihan wawancara tatap muka antara lain :
- Bisa membangun hubungan dan memotivasi
responden
- Bisa mengklarifikasi pertanyaan,
menjernihkan keraguan, menambah pertanyaan baru
- Bisa membaca isyarat non verbal
- Bisa memperoleh data yang banyak
Sementara kekurangannya adalah :
- Membutuhkan waktu yang lama
- Biaya besar jika responden yang
akan diwawancara berada di beberapa daerah terpisah
- Responden mungkin meragukan
kerahasiaan informasi yang diberikan
- Pewawancara perlu dilatih
- Bisa menimbulkan bias
pewawancara
- Responden bias menghentikan
wawancara kapanpun
Wawancara via phone
Kelebihan
- Biaya lebih sedikit dan lebih
cepat dari warancara tatap muka
- Bisa menjangkau daerah geografis
yang luas
- Anomalitas lebih besar dibanding
wawancara pribadi (tatap muka)
Kelemahan
- Isyarat non verbal tidak bisa
dibaca
- Wawancara harus diusahakan
singkat
- Nomor telpon yang tidak terpakai
bisa dihubungi, dan nomor yang tidak terdaftar pun dihilangkan dari sampel
- 2.
Observasi
Selain wawancara,
observasi juga merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sangat lazim
dalam metode penelitian kualitatif. Observasi hakikatnya merupakan kegiatan
dengan menggunakan pancaindera, bisa penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk
memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Hasil
observasi berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana
tertentu, dan perasaan emosi seseorang. Observasi dilakukan untuk memperoleh
gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan
penelitian.
Bungin (2007:
115-117) mengemukakan beberapa bentuk observasi, yaitu:
1) Observasi
partisipasi adalah (participant observation) adalah metode pengumpulan data yang
digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan
di mana peneliti terlibat dalam keseharian informan.
2) Observasi tidak
terstruktur ialah pengamatan yang dilakukan tanpa menggunakan pedoman
observasi, sehingga peneliti mengembangkan pengamatannya berdasarkan
perkembangan yang terjadi di lapangan.
3) Observasi
kelompok ialah pengamatan yang dilakukan oleh sekelompok tim peneliti terhadap
sebuah isu yang diangkat menjadi objek penelitian.
3.
Dokumen
Selain melalui
wawancara dan observasi, informasi juga bisa diperoleh lewat fakta yang tersimpan
dalam bentuk surat, catatan harian, arsip foto, hasil rapat, cenderamata,
jurnal kegiatan dan sebagainya. Data berupa dokumen seperti ini bisa dipakai
untuk menggali infromasi yang terjadi di masa silam. Peneliti perlu memiliki
kepekaan teoretik untuk memaknai semua dokumen tersebut sehingga tidak sekadar
barang yang tidak bermakna.
4.
Focus Group Discussion
Metode terakhir
untuk mengumpulkan data ialah lewat Diskusi terpusat (Focus Group
Discussion), yaitu upaya menemukan makna sebuah isu oleh sekelompok
orang lewat diskusi untuk menghindari diri pemaknaan yang salah oleh seorang
peneliti. Misalnya, sekelompok peneliti mendiskusikan hasil UN 2011 di mana
nilai rata-rata siswa pada matapelajaran bahasa Indonesia rendah. Untuk
menghindari pemaknaan secara subjektif oleh seorang peneliti, maka dibentuk
kelompok diskusi terdiri atas beberapa orang peneliti. Dengan beberapa orang
mengkaji sebuah isu diharapkan akan diperoleh hasil pemaknaan yang lebih
objektif.
5. Angket
Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada
orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya.
Meskipun terlihat mudah, teknik pengumpulan data
melalui angket cukup sulit dilakukan jika respondennya cukup besar dan tersebar
di berbagai wilayah.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan
angket menurut Uma Sekaran (dalam Sugiyono, 2007:163) terkait dengan prinsip
penulisan angket, prinsip pengukuran dan penampilan fisik.
Prinsip Penulisan angket menyangkut beberapa faktor
antara lain :
- Isi dan tujuan pertanyaan
artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur maka harus ada skala
yang jelas dalam pilihan jawaban.
- Bahasa yang digunakan harus
disesuaikan dengan kemampuan responden. Tidak mungkin menggunakan bahasa
yang penuh istilah-istilah bahasa Inggris pada responden yang tidak
mengerti bahasa Inggris, dsb.
- Tipe dan bentuk pertanyaan
apakah terbuka atau terturup. Jika terbuka artinya jawaban yang diberikan
adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup maka responden hanya
diminta untuk memilih jawaban yang disediakan.
6.Metode Kuesioner
§
Kuesioner adalah daftar
pertanyaan tertulis yang telah disusun sebelumnya. Pertanyaan-pertanyaan yang
terdapat dalam kuesioner, atau daftar pertanyaan tersebut cukup terperinci dan
lengkap dan biasanya sudah menyediakan pilihan jawaban (kuesioner tertutup)
atau memberikan kesempatan responden menjawab secara bebas (kuesioner terbuka).
§
Penyebaran kuesioner
dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti penyerahan kuesioner secara
pribadi, melalui surat, dan melalui email. Masing-masing cara ini memiliki
kelebihan dan kelemahan, seperti kuesioner yang diserahkan secara pribadi dapat
membangun hubungan dan memotivasi respoinden, lebih murah jika pemberiannya
dilakukan langsung dalam satu kelompok, respon cukup tinggi. Namun kelemahannya
adalah organisasi kemungkinan menolak memberikan waktu perusahaan untuk survey
dengan kelompok karyawan yang dikumpulkan untuk tujuan tersebut
Etika dalam Pengumpulan Data
Beberapa isu etis yang harus diperhatikan ketika
mengumpulkan data antara lain :
- Memperlakukan informasi yang
diberikan responden dengan memegang prinsip kerahasiaan dan menjaga
pribadi responden merupakan salah satu tanggung jawab peneliti.
- Peneliti tidak boleh
mengemukakan hal yang tidak benar mengenai sifat penelitian kepada subjek.
Dengan demikian, peneliti harus menyampaikan tujuan dari penelitian kepada
subjek dengan jelas.
- Informasi pribadi atau yang
terlihat mencampuri sebaiknya tidak ditanyakan, dan jika hal tersebut
mutlak diperlukan untuk penelitian, maka penyampaiannya harus diungkapkan
dengan kepekaan yang tinggi kepada responden, dan memberikan alasan
spesifik mengapa informasi tersebut dibutuhkan untuk kepentingan
penelitian.
- Apapun sifat metode pengumpulan
data, harga diri dan kehormatan subjek tidak boleh dilanggar
- Tidak boleh ada paksaan kepada
orang untuk merespon survei dan responden yang tidak mau berpartisipasi
tetap harus dihormati.
- Dalam study lab, subjek harus
diberitahukan sepenuhnya mengenai alasan eksperimen setelah mereka
berpartisipasi dalam studi.
- Subjek tidak boleh dihadapkan
pada situasi yang mengancam mereka, baik secara fisik maupun mental.
- Tidak boleh ada penyampaian yang
salah atau distorsi dalam melaporkan data yang dikumpulkan selama study.